cyanism

Thursday, August 24, 2006

Nona Cyan belajar dari rubah kecil


Apa jadinya jika kemampuan melihat,mendengar dan mencium hilang? Dunia bagaikan penuh musuh dan duri tajam...
Apalagi jika ketiga indra itu amat penting untuk bertahan hidup bagi seekor rubah? Saya amat tertarik untuk menonton film ini di bioskop. Kemungkinan tipis jika di Jakarta, maka saya menyempatkan diri untuk menontonnya sendirian 2 hari yang lalu.
Sama sekali tidak menyesal.
Sinematografi yang ciamik dengan didukung oleh pemandangan alam indah Hokkaido ditambah soundtrack yang lengket di otak menambah keharuan.
Lho kok terharu?
Film ini menceritakan tentang seekor bayi rubah (apa bedanya ya dengan serigala? beda warna doang?) yang ditemukan Taichi, seorang bocah lelaki.Taichi tinggal bersama seorang dokter hewan dan anak perempuannya. Ketika diperiksa, si bayi rubah ternyata tuli, buta dan rusak indra penciumannya, sehingga dia tidak bisa menyalak. Keadaan ini membuat pak dokter hewan yang lumayan ganteng, menyarankan agar bayi rubah ini lebih baik mati saja. Taichi protes, dan meyakinkan pak dokter bahwa dia bisa merawat bayi rubah ini agar cukup kuat untuk dioperasi. Kemudian mereka menamai bayi rubah ini : Helen, karena Hellen Keller dahulu juga memiliki nasib yang sama tapi tetap berjuang untuk hidup.
Buat saya, film ini menarik sekali karena 4 orang manusia belajar banyak tentang hidup dari seekor bayi rubah yang rentan. Ironi hidup (yang katanya film ini diambil dari kisah nyata). Ditambah satu manusianya, saya juga belajar dari rubah kecil itu, bahwa tidak perlu takut jika ada yang menyayangi kita.

Ah,tonton saja filmnya,saya cukup yakin DVDnya sudah ada di ambasador.
Jangan lupa sapu tangan.



adopt your own virtual pet!