ramalan (kurang) tokcer Djeung Susy

Ibu saya memang seorang pribadi yang suka mengejutkan dengan kelucuan-kelucuannya. Entah mengukur mobil dengan sapu (jangan tanya ijuk apa lidi) atau "menjebak" saya untuk mengukur peruntungan ke orang pinter.
Saya tidak bakal lupa,saat itu dia meminta saya menjemputnya di suatu rapat di hotel Sahid."Lagi males nyetir sendiri kali doi",pikir saya. Jadi sebagai anak yang berbakti,saya menebeng motor rekan sekantor,kemudian menyambung bus way,demi menyetiri ibu saya pulang.
Ternyata eh ternyata...
Begitu kelar rapat,dia langsung menggiring saya ke suatu stand pameran. Papan yang terpampang di depannya : JENG SUSYLOWATY keturunan bla bla bla,ahli dalam mencari barang hilang,peruntungan dan jodoh dan bla bla yang lain.Lengkap dengan foto ukuran 5R.
ASTAGA!
Begitu melihat saya,seorang ibu-ibu berumur 40an yang Njawani berat (untung waktu itu dia nggak pakai kain) langsung berkata,"ooh ini toh anak ibu. Ayo mbak sini,duduk". Begitu duduk dia langsung menanyakan tanggal lahir lengkap dengan jam (ibu saya mikirnya lamaaaaaaa banget,pas ditanya,"pokoknya dia lahir sore-sore,waktu itu aku lagi belanja di supermaket"). Kemudian Jeng Susy ini mengambil semacam lingkaran tabel (sundial?) lalu mencocokkan dengan unsur-unsur.
"ooh,mbak ini unsurnya tanah,jadi cocoknya kerja di bagian perkebunan" (kenapa nggak sekalian jadi makelar tanah aja?). Demi kesopanan dan kestabilan jagat,saya cuma menggangguk-angguk.
"sekarang kerjanya opo tho?",tanyanya.
"desainer".
"baju? atau interior?"
"bukan,grafis"
"ooh..ndak pa pa,percetakan tho? masih berhubungan sama kertas. Kertas kan dari perkebunan juga".
*gubraak* iya aja deh,pikir saya.
"Haduh,bukan itu dia masalahnya Jeng!",kata si Mamah,"dia ini kok seret jodohnya".
buset...sekalian aja dipampang di billboard bunderan HI Mah...tapi saya sudah pasrah,mengenal ibu saya sejak lahir.
Karena banyak yang mengantri Diajeng,maka ramalan disambung ke sesi ke dua...dia datang ke rumah..

Lalu si Mamah bilang,"biar tokcer kamu mengobrol berdua aja sama Jeng Susy yaa!". Untunglah Jeng Susy cukup asik,jadi saya juga nggak terlalu berkeberatan.
"Nah,kamu mau nanya apa?",katanya.
"Apa ya? masa kode buntut? yaah,studi saya aja deeh",secara saat itu saya belum tahu diterima atau tidak di sekolah yang sekarang.
"ooh,tenang aja..pasti kamu keterima kok".
okeh,bolehlah yang ini bener tebakan Diajeng.Kemudian dia bercerita tentang klien-kliennya,mungkin karena saya bingung mau nanya apa lagi.
"Ada yang lagi kamu suka?"
"umm ada..."
"Coba diceritakan ke saya"
Saya cuma bilang satu jawa satunya cina (nggak rasis lho,cuma biar membedakan saja).
"ooh,jangan khawatir,nanti mereka akan mengejar kamu sebelum studimu kelar"
*nggak mungkin banget deeeeh!* kecuali gue ngutang gede sama mereka

Kemudian ibu saya dateng (sumpah,saya curiga sebenernya dia nguping)
"terus kapan anak saya kawin?",tanyanya ujug-ujug.
"ooh,jangan khawatir bu,nanti sebelum kuliahnya selesai,dia tinggal milih. Nanti malah dia kemungkinan besar milih yang bule. terus punya rumah di sini dan di luar,bla bla bla"

BULE???? astaga dragon panjangnyaaaaaaaaaa......
Djeung yang baik hati...seumur-umur (kecuali Keanu,itu juga campuran) saya belum pernah naksir/ditaksir BULE...selera masih orientalisme.
Reaksi saya cuma cengar-cengir monyet...

Saking nggak ada ide buat majang gambar,saya pilih kartu tarot "magician" dengan gaya Saturday night fever ini. Mungkin maksudnya infinite disco?