cyanism

Thursday, April 14, 2005

forever fascination

Tadi pagi terkagum-kagum melihat anak-anak kelas 6 SD yang tingginya sudah melebihi saya.
Ada 1 anak yang petakilan berat, tinggi besar dan ganteng, namanya Yang Tzi (kalau tidak salah ejaannya begitu). Kemudian saya baru tersadar kalau sebagian besar siswa memang keturunan Cina. Wah! Pantas saja saat tiba di sekolah itu terdengar koor anak kelas 1 belajar lagu bahasa Mandarin.
Sejak kecil saya kagum sama teman-teman Cina (sorry for being politically incorrect) yang masih ingat atau memakai nama Cina mereka. Apalagi yang masih cas cis cus berbahasa Mandarin (amat sangat berguna untuk menawar barang di kawasan Mangga Dua). Atau yang ber blablabla berbahasa Hokkien ( ini untuk kawasan Glodok).
Dahulu saya hanya dapat membedakan antara bahasa Mandarin atau Jepang. Setelah setahun berkantor di Jakarta Barat yang nota bene mayoritas orang cina, kuping saya mulai lebih sensitif.Ternyata mereka tidak semua menggunakan bahasa Mandarin. Umumnya pedagang dari Kalimantan menggunakan bahasa Khe. Bahasa ini juga umum digunakan oleh beberapa suku Dayak. Salah satu kawan bertunangan dengan gadis Dayak yang lebih jago berbahasa Khe daripada dia. Sekarang pasangan ini sedang berguru bahasa Mandarin. Sedangkan mereka yang berasal dari Pontianak menggunakan Bahasa Kong Hu. Di Jakarta raya ini, biasanya mereka bermukim di Angke dan Jembatan Lima.
Mereka pada umumnya amat giat bekerja, tapi tak pernah melewatkan tradisi. Seperti Sin Cia, Cap Go Meh, Ceng Beng dan Teh Pai. Begitu pula dalam kehidupan sehari-hari, panggilan I'i - Engku, Cece- Koko masih kerap digunakan.
Jadi teringat, saya pernah numpang tinggal di keluarga yang amat sangat hangat. Sang Ibu saya panggil I'i sedangkan suaminya...Arab totok! Wah kombinasi yang teramat langka! Keluarga ini juga menjalankan kedua tradisi secara kuat dan mereka tetap mesra setelah bertahun-tahun bersama. Saya pernah ikut ke acara melautkan abu Kakek dari I'i, lengkap dengan doa-doa menggunakan bahasa Tiongkok. Mereka memiliki anak perempuan yang tak kalah menakjubkan. Saya senang sekali jika menjemput nona kecil itu di sekolah. Karena dengan bangganya dia mengakui saya sebagai Cecenya (sumpah..seneng banget). Selama ini saya juga tidak tersinggung jika ada anak yang memanggil saya dengan sebutan Cece (atau Cici) ketika mengajar. Sementara sebagian besar teman dan saudara non-cina amat tersinggung jika dipanggil begitu.
Pada saat sobat baik saya menikah (Opanya dahulu datang langsung dari Shanghai sehingga dia cukup otentik), dia juga masih mengadakan upacara Teh Pai. Padahal keluarganya (menurut saya) lebih Eropa dari pada Cina. Saya berbahagia menjadi salah satu pembawa baki teh (semoga kali lain saya yang menyuguhi ke orang tua dan calon mertua) . Sedangkan suaminya, Jawa tulen, keling pula. Sehingga putra pertama mereka hitaci, coklat dan sipit.
Salah satu sobat yang lain, seorang perokok berantai dari semarang yang cantik, sering mencela. Saat kami bertemu dia selalu berkata,"Lo itu lebih cina dari gue!!". Padahal mata encik ini nyaris hilang jika tertawa. Nona cina dari Semarang ini juga dengan senang hati mengajarkan seluk beluk kecinaan di kotanya. Dan yang lebih penting lagi, dia mengajarkan etos kerja!

(jadi rindu dengan I'i saya)

3 Comments:

  • hahaha... jadi inget kalo pas ke glodok saya juga sering dikira cina, sampe pernah sekali diajak ngomong cina, dikira cina kali saya ya :p ... tapi saya salut banget ama cara hidup sebagian besar teman saya yang keturunan cina.

    By Blogger saut, at 6:25 PM  

  • gue juga selalu disangka kayak gitu, selama tinggal di belanda, selalu didatangi dan langsung diajak ngomong. gue bengong! untungnya, tiap ke toko2 cina buat beli bumbu indonesia, gue selalu dapet senyum manis..asikkkk (sayangnya gak dapet diskon euy). buat gue sih asik asik aja. seru malah :p

    By Blogger Pojok Hablay, at 12:27 AM  

  • siang... saya tinggal di pontianak. Saya mau tanya, untuk kakak perempeuan itu panggilannya cece atau cici ya? Apa bedanya..

    Thanks
    ^_^

    By Blogger BookTalk, at 1:57 PM  

Post a Comment

<< Home



adopt your own virtual pet!